Stunting atau tubuh pendek adalah gangguan pertumbuhan pada anak balita yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, terutama pada masa 1000 hari pertama kehidupan. Stunting dapat berdampak buruk bagi kesehatan, perkembangan otak, dan prestasi belajar anak. Menurut survei status gizi balita Indonesia pada 2019, angka stunting di Indonesia mencapai 27,7 persen. Angka ini masih di atas standar global yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO), yaitu 20 persen.

Salah satu upaya untuk menurunkan angka stunting di Indonesia adalah dengan melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat, khususnya ibu hamil dan ibu menyusui, tentang pentingnya asupan gizi yang seimbang dan bergizi untuk tumbuh kembang anak. Salah satu lembaga yang berperan dalam hal ini adalah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), yang merupakan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan petugas kesehatan. Posyandu memberikan pelayanan kesehatan yang mencakup pemantauan gizi ibu hamil dan anak balita, pemberian kapsul vitamin A, penyuluhan kesehatan dan gizi, serta pelayanan kesehatan lainnya.

Sebagai salah satu program kerja selama periode KKN, kelompok KKN 33 yang berasal dari Universitas Trunojoyo mengadakan sosialisasi stunting dan posyandu untuk Desa Manggaan yang dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2024. Sosialisasi stunting dan posyandu bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan ibu hamil terkait pentingnya asupan nutrisi untuk tumbuh kembang anak, serta mengajak mereka untuk aktif mengikuti kegiatan posyandu yang diselenggarakan oleh pihak desa.

Gambar 1. Ibu Eka Memberikan Pemaparan Materi

Peserta sosialisasi berjumlah 32 orang yang didominasi oleh ibu-ibu berusia 30 tahun. Di sosialisasi tersebut, Ibu Eka selaku pemateri menyampaikan betapa pentingnya nutrisi untuk perkembangan anak agar anak tidak mengalami stunting. Ibu Eka menjelaskan bahwa nutrisi yang dibutuhkan oleh anak meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Ibu Eka juga memberikan contoh makanan yang mengandung nutrisi tersebut, seperti nasi, tempe, tahu, ikan, telur, sayur, buah, dan susu. Ibu Eka menekankan bahwa ibu hamil dan ibu menyusui harus mengonsumsi makanan bergizi secara teratur dan bervariasi, serta menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet, pewarna, dan pemanis buatan. Selain itu, Ibu Eka juga menginformasikan tentang manfaat dan cara mengikuti kegiatan posyandu. Ibu Eka mengatakan bahwa posyandu dapat membantu ibu hamil dan ibu menyusui untuk memantau kesehatan dan gizi mereka sendiri dan anak-anak mereka.

Gambar 2. Pengecekan berat badan

Tak lupa di akhir sosialisasi, kelompok KKN 33 membagikan makanan bergizi sebagai salah satu cara untuk mendukung program pencegahan stunting. Makanan bergizi yang dibagikan berupa biskuit, susu, dan buah-buahan. Kelompok KKN 33 juga memberikan brosur dan leaflet yang berisi informasi tentang stunting, posyandu, dan gizi seimbang. Peserta sosialisasi tampak antusias dan senang dengan kegiatan yang diselenggarakan oleh kelompok KKN 33. Mereka juga mengucapkan terima kasih dan berharap kegiatan seperti ini dapat dilakukan lagi di masa depan.

Gambar 3. Kelompok KKN 33 bersama dengan
Tim dari Posyandu

Sosialisasi stunting dan posyandu merupakan salah satu bentuk kepedulian dan kecintaan kelompok KKN 33 terhadap masyarakat Desa Manggaan, khususnya ibu hamil dan ibu menyusui. Sosialisasi ini juga merupakan sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi dan kesehatan bagi anak-anak, serta mengajak mereka untuk aktif mengikuti kegiatan posyandu yang diselenggarakan oleh pihak desa. Sosialisasi ini juga menjadi bukti bahwa KKN tidak hanya tentang kegiatan formal dan serius, tetapi juga tentang kegiatan bermanfaat dan menyenangkan.